Jumat, 05 April 2013

Kesehatan Mental

Apakah itu kesehatan mental? Sejauh yang manusia awam ketahui kesehatan adalah kondisi jiwa dan raga yang baik serta stabil dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Seorang manusia yang mempunyai kesehatan mental dapat diartikan secara singkat bahwa manusia tersebut terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa maupun gejala-gejala penyakit jiwa lainnya. Karena, terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadu dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Zakiyah Darojah, 1975).
Manusia dengan kesehatan mental yang baik umumnya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mamppu melihat suatu perilaku dengan sebab dan akibatnya. Ilmu kesehatan mental secara singkat adalag ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa, yang didalamnya terdapat beberapa konsep dari kesehatan mental itu sendiri, beberapa dimensi dan definisi didalamnya, antara lain:
a. Konsep Sehat Berdasarkan Emosi
Integrasi dibutuhkan bagi kesehatan emosi, hal tersebut dapat ditunjang oleh perasaan positif demikian juga sebaliknya perasaan negatif yang dapat mengganggu atau bahkan merusak kestabilan emosi. Perasaan tidak aman, rendah diri, benci menyebabkan mental tidak sehat. Sebaliknya, perasaan diterima, cinta, memiliki, dan harga diri memberikan sumbangan kestabilan mental dan dilihat sebagai tanda kesehatan emosi manusia.
b. Konsep Sehat Berdasarkan Intelektual
Intelektual adalah cara manusia dalam belajar, menjawab dalam setiap gagasan. Intelektual sangat penting adanya bagi kehidupan sehari-hari manusia, karena sistem kognitif yang kurang sehat dan tidak baik dapat mengganggu intelektual seseorang yang dapat terpengaruh dalam kehidupan sehari-hari yang ia jalani. Karena tingkat intelektual seseorang juga dapat diukur, dengan kondisi sehat, intelektual seseorang dapat berjalan dengan sangat baik dan memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupannya.
c. Konsep Sehat Berdasarkan Sosial
Aspek sosial erat kaitannya dengan kesehatan emosi, karena kebutuhan akan sosial bagi seorang manusia sangat penting dalam kegiatannya sehari-hari. Merasa dibutuhkan dan membutuhkan orang lain, serta saling berinteraksi bertukar pikiran dengan orang lain, kadang membuat manusia merasa dicintai dan diakui keberadaannya di muka Bumi ini.
d. Konsep Sehat Berdasarkan Fisik
Raga yang sempurna dengan anggota tubuh yang utuh tanpa cacat dan normal secara fisiologis dapat dinyatakan sehat. Namun, sehat secara fisik bukan hanya berstandartkan dari hal semacam itu saja, contohnya adalah kulit bersih tanpa bakteri maupun kotoran yang selalu dibersihkan dengan mandi rutin setiap hari. Karena kesehatan fisik yang umumnya dapat dengan mudahnya menular jika ada yang terjangkit bakteri ataupun virus, dapat mengubah konsep sehat yang telah tergambarkan.
e. Konsep Sehat Berdasarkan Mental
Penyesuaian diri adalah konsep sehat berdasarkan mental. Ketenangan pikiran atau mental dapat berorientasi pada kriteria penyesuaian diri, karena, apabila ada keharmonisan emosi, perasaan positif, pengendalian pikiran dan tingkah laku, integrasi motif-motif akan muncul ketenangan mental.
f. Konsep Sehat Berdasarkan Spiritual
Keagungan Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membuat hambanya mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan bersyukur dan berserah dapat diartikan kosep sehat spiritual. Karena manusia yang memiliki kesehatan emosi dan mental yang baik dapat menjalankan kehidupannya dengan damai antara ia dan Tuhan yang ia percayai. Kadang banyak hal yang tidak dapat dilakukan maupun dibicarakan manusia dengan sesama manusia dan perasaan itu umumnya menjadi suatu ganjalan yang besar di dalam hati manusia tersebut. Namun, dengan adanya Tuhan, manusia dapat menceritakan dan mengadu tentang apapun yang hendak ia ungkapkan.

Dalam perkembangannya kesehatan mental mempunyai sejarah yang sangat panjang dan runtut, yaitu sebagai berikut:

  • Demonologi Awal
Para arkeolog menemukan kerangka manusia Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya. Interprestasi yang muncul terhadap lubang tersebut adalah bahwa nenek moyang kita pada zaman prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan adanya pengaruh dan serangan dari roh-roh jahat. Menggunakan teknik yang disebut trephination yaitu menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai jalan keuar bagi roh jahat.
Demonologi merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan. Demonologi ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani.
Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang yang berperilaku abnormal sering dikirim ke kuil untuk persembahan pada Aesculapius, yaitu Dewa Penyembuhan.
Para pendeta percaya bahwa Aesculapius akan mengunjungi orang-orang yang menderita ketika mereka tertidur di dalam kuil dan memberikan penyembuhan melalui mimpi.
  • Fisiologis Awal Terhadap Gangguan Mental pada Masa Roma dan Yunani Kuno
Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhayul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental sebagai bentuk hukuman.
Hippocrates menjelaskna tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektua dan emosi. Srhingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada otaknya. Ia merupakan pelopor somatogenesis--suatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku individu. Jika soma (tubuh) seseorang terganggu, maka pikirannya dan perilakunya juga terganggu.
Hippocrates mmengkasifikasikan gangguan mental kedalam tiga kategori, yaitu:
1. Mania, untuk mengacu pada kegembiraan yang berlebihan;
2. Malancholia, untuk menandai deppresi yang berlebihan;dan
3. Frenitis (demam atau oeradangan otak), untuk menandai bentuk perilaku aneh yang mungkin pada masa kini menggambarkan skizofernia.
Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotil. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental.
  • Zaman Kegelapan (The dark Ages) dan kembalinya Demonologi
** Kematian Galen (130-200 M), sebagai dikter terakhir pada masa klasik Yunani menandai dimulainya Zaman Kegelaoan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi tentang perilaku abnormal.
** Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance (400-1500 M), kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya. Gangguan mental kembali dihubungkan dengan pengaruh spiritual dan supranatural (Demonologi). Para pemuka agama pada masa it melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Metode tesebut dinamakan exorcism.
** Rennaisance bermula di Italia pada tahun 1400-an dan menyebar berangsur-angsur ke seluruh Eropa. Zaman ini dianggap sebagai peralihan dari dunia pertengahan menuju dunia modern. Ironisnya, ketakutan akan penyihir juga mengalami peningkatan, terutama pada akhir abad ke-15 sampai akhir abad ke-17.
** Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina memerintahkan untuk membebaskan semua tukang sihir kecuali mereka yang benar-benar terbukti melakukan pembunuhan.
** Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV mengeluarkan dekrit tentang pembebasan tukang sihir. Eksekusi terakhir terhadap tukang sigir dilakukan di Swiss pada tahun 1782. Sampai akhir Zaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir.
  • Awal Pembangunan Asylums
Jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa dan tempat perwatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad, menurut Syeh Ibrahim B PhD dalam bukunya yang berjudul "Islamic Medicine: 100 Years Ahead of Its Times", rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
Hampir semua kota besar di dunia Islam memiliki rumah sakit jiwa, selain di Baghdad terdapat juga di kota Fes dan Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M.
Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada anad ke-13 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah meneerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.
  • Pembangunan Asylums selama Renaissance (Zaman Pencerahan)
Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan mental dengan kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempay penampungan yang disebut Asylums. Si asylums itu ditampung dan dirawat penderita gangguan mental dan para gelandangan. Tahun 1547, Henry VIII membangun London's Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian terkenal dengan nama Bedlam--kata yang saat itu untuk menyebut rumah sakit), sebagai rumah sakit pasien gangguan mental. Kondisi Bedlam saat itu cukup menyedihkan, suasananya sangat bising, para penghuninya dirantai di tempat tidur mereka dan dibiarkan terbaring di tengah kotoran mereka atau berkeluyuran tanpa ada yang membantu. Kemudian Bedlam berkembang menjadi hiburan masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku orang sakit jiwa tersebut. Bedlam sendiri kemudian menyediakan tiket untuk dijual kepada masyarakat.
  • Gerakan Reformasi : the insane as sick
Konsep baru tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian pencerahan bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi politik. Oerang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang sakit.
Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumash sakit yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745-1826).
Pinel kemudian memulai pekerjaannya dari asylums di Paris yang bernama La Bicetre pada tahun 1793. kemudian dia  di tempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita) pada tahun 1795. Pinel memperlakukan pasien dengan cara membebaskan si pasien dari ikatan rantai dan pasung kemudian memperlakukannya sebagai seorang yang sakit dan tidak diperlakukan seperti seekor hewan.
Pinel berpendapat bahwa rumah sakit merupakan tempat untuk treatment bukan tempat untuk mengurung. Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah orang normal yang selayaknya didekato dengan perasaan iba, memahami mereka serta diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga menentang adanya hukuman dan pengusiran bagi para penderita gangguan mental.
Pinel mengajukan studi ilmiah, melakukan pencatatan kasus, riwayat hidup dan studi terhadap metode treatment. Kemudian, menyebutkan bahwa beberapa kondisi psikosis mungkin merupan faktor psikogenesis.
Semangat Pinel diteruskan oleh British Quakers yang membangun Asylums for the Insane yang pada waktu itu berkonotasi sebagao tempat pengungsian dan tempat istirahat. Pada awal abad ke-19, rumah sakit di Amerika dan Inggris menekankan 'moral treatment' untuk memulihkan kesehatan mental melalui inspirasi spiritual, studi dan perhatian yang penuh kebajikan.
  • 1812
Benjamin Rush menjadi salah satu pengacara yang mula-mula menangani masalah penyakit mental secara humanis. Publikasinya yang berjudul "Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of The Mind" menjadi buku teks psikiatri Amerika yang pertama.
  • 1842
Psikiater mulai masuk Rumah Sakit dan berperan menggantikan para ahli hukum.
  • 1843
Di Amerika Serikat kurang lebih terdapat 24 rumah sakit dengan jumlah tempat tidur 2.561 buah untuk menangani gangguan mental.
  • 1908
Clifford Beers (mantan penderita menik depresif), menulis buku "A Mind that Found Itself" yang berisi tentang pengalaman sebagai pasien mental dan menceritakan kekejaman di Rumah Sakit.
Mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Health yang kemudian menjadi Komite Nasional untuk Kesehatan Mental (The National Committee for Mental Hygiene).
  • 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika Serikat dan mengajar psikoanalisa di Clark University di Worcester, Massachusetts.
  • 1910
Emil Krapelin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Mengembangkan alat tes untuk mendeteksi gangguan epilepsi.
  • 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat peraturan bahwa hanya lulusan kedokteran dan yang menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon peserta pelatiahan psikoanalisa.
  • 1920-an
Komite Nasional untuk Kesehatan mental menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukkan ke dalam aturan pada beberapa negara bagian. Harry Satck Sullivian yang mengawasi pasien skizofrenia, menunjukkan adana pengaruh lingkungan teraupetik ketika pasien dapat dikembalikan ke masyarakat.
  • 1930-an
Psikiater mulau menginjeksikan insulin sebagai treatment pasien skizofrenia. Hal ini menyebabkan shock dan koma sementara.
  • 1936
Agaz Moniz mempublikasikan laporan tentang pembedahan otak manusia pertama. Akibatnya antara tahun 1936-1950-an diperkirakan telah dilakukan pembedahan sebanyak 20.000 prosedur terhadap pasien gangguan mental di Amerika Serikat.
  • 1940-an
Penggunaan elektroterapi, yaitu terapi dengan mengaplikasikan listrik ke otak. Pertama kali digunakan di RS Amerika Serikat untuk menangani penyakit mental.
  • 1940-1950
Dimulainya perawatan masyarakat bagi penderita gangguan mental di Inggris.
  • 1947
Fountain House di New York memulai rehabilitas psikiatrik untuk orang yang mengalami sakit mental.
  • 1950
Dibentik National Association of mental Health (NAMH). Lembaga ini melanjutkan misi Beers dengan lebih jelas dan mendidik masyarakat Amerika Serikat pada isu-isu kesehatan mental dan mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.
  • 1952
Diperkenalkan obat antipsikotik konvensional pertama yaitu chlorphomazine untuk pasien skizofrenia dan gangguan mental utama yang lain.
  • 1960-an
Obat-obatan antipsikotik seperti haloperidol digunakan pertama kali untuk mengontrol simtom positif psikosis dan memberi efek tenang pada pasien.
  • 1961
Thomas Szasz membuat tulisan "The Myth of mental Illness". Memuat tentang dasar teori yang menyatakan bahwa sakit mental sebenarnta tidaklah betul-betul 'sakit', tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus berinteraksi terhadap lingkungan.
  • 1962
Terdapat pasien psikiatri yang dirawat di RS Amerika Serikat 422.000 orang.
  • 1970
Mulainya deinstitusionalisasi massal, Pasien dan keluarga mereka kembali pada sumber-sumbernya masing-masing sebagai akibat kurangnya program bagi pasien yang telah keluar dari RS untuk rehabilitasi dan reintehrasi kembali ke masyarakat.

  • 1979
NAMH menjadi The Ntional Mental Health Association (NMHA).
  • 1980
Muncul perawatan terencana yaitu dengan opname di RS dalam jangka pendek dan treatment masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental.
  • 1990
NMHA memainkan peran penting dalam munculnya Disabilities Act, yang melindungi warga AS yang secara mental dan fisik disable dari diskriminasi dalam pekerjaan, transportasi, akomodasi, telekomunikasi, birokrasi, dll. Mulai digunakan teknologi pencitraan otak untuk mempelajari perkembangan penyakit mental.
  • 1994
Diperkenalkan obat antipsikotik atipikal pertama kali setelah hapir 20 tahun penggunaan obat konvensional.
  • 1997
Peneliti menemukan kaitan genetik pada gangguan bipolar.

Ada beberapa teori kepribadian sehat menurut aliran psikologi, diantaranya:
Aliran Psikoanalisis, teori yang dikembangkan oleh Freud ini menitik beratkan pola perkembangan dan hasil dari belajar keseimbangan antara id, ego dan super ego yang alamiah. Maka kesehatan mental yang baik dapat diukur dengan baik tidaknya kita menyeimbangkan kinerja ketiganya tersebut.
Lain hal dengan Freud, Gage dan Berliner mengembangkan teori kepribadian sehat dari aliran Behavioristik. Dalam aliran ini pandangan kaum behavioris menggambarkan kepribadian sehat manusia adalah jika manusia itu sendiri dapat merespon dan mengontrol dengan baik perilaku dan lingkungannya, karena dalam aliran ini, manusia diibaratkan mesin yang menganggap manusia memberikan respons positif berasal dari luar. Oleh sebab itu manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia dianggap tidak memiliki diri sendiri. Teori ini sangat bertentangan dengan teori kepribadian sehat menurut aliran Humanistik, karena menurut aliran ini manusia dituntut untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sendiri, Bukan hanya mengandalkan pengalaman yang terbentuk dari masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai pola yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan aktualisasi diri, karena dengan aktualisasi diri manusia mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu.

Beberapa tokoh psikologi mengembangkan teorinya sendiri tentang kepribadian sehat, empat diantaranya adalah...
Allport : 'Mental yang sehat disebut kematangan kepribadian dan kematangan itu dicapai melalui proses bertahap. Individu  memiliki kepekaan diri yang luas, hangat dalam berhubungan dengan orang lain, keamanan emosional dan penerimaan diri, persepsi yang realistik, mampu menilai diri secara objektif dan menyatu dengan filosofi hidup.'
Rogers : 'Kesehatan mental individu dapat diukur dengan terbukanya terhadap pengalaman, ada kehidupan dalam dirinya, kepercayaan terhadap organismenya, kebebasan berpengalaman dan kreativitas yang luas.'
Abraham Maslow : 'Kemampuan menilai diri sendiri yang memadai, meliputi harga diri yang memadai dan memiliki perasaan aman dan berguna merupakan sehat secara mental yang dimiliki seorang individu.'
Erich Fromm : 'Kesehatan jiwa akan tercipta bila masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan kebutuhan dasar semua individu, bukan individu yang menyesuaikan dengan masyarakat.'

Sumber:
  • http://dc604.4shared.com/download/LUEUEq-Z/KESEHATAN_MENTAL_PSI_UMBY.rar?tsid=20130401-161739-9088d89e
  • http://fakhrurrozi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24029/KesMen.ppt
  • http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KESEHATAN%20MENTAL.pdf
  • http://books.google.co.id/books?id=qCg5hb-prEwC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

1 komentar:

  1. Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.

    BalasHapus