Apa itu
ADHD?
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder) adalah gangguan perkembangan. Secara luas ADHD juga gangguan
perkembangan dalam
peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas
anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Di Indonesia ADHD diartikan
sebagai gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sederhananya
dijelaskan bahwa ADHD adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki masalah
perhatian dan pemusatan terhadap kegiatan. Istilah ADHD sendiri berasal dari
penelitian Prof. George F. Still, seorang dokter Inggris pada tahun 1902.
Penelitian ini dilakukan terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu
ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian disertai dengan rasa gelisah
dan resah. Anak-anak itu mengalami kekurangan yang serius ‘dalam hal kemauan’
yang berasal dari bawaan biologis. Gangguan tersebut diakibatkan oleh sesuatu
‘di dalam’ diri si anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.
Hal ini ditandai terutama oleh eksistensi
gangguan atensi dan hiperaktif, dengan perilaku setiap terjadi jarang sendirian
dan gejala awal sebelum usia tujuh tahun, berbagai keluhan perasaan gelisah,
tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan
keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria
yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan
suka membuat keributan.
ADHD adalah gangguan kejiwaan yang paling
sering dipelajari dan didiagnosis pada anak-anak, mempengaruhi sekitar 3 sampai
5 persen anak-anak secara global dan didiagnosis pada sekitar 2 sampai 16
persen dari anak usia sekolah. Ini adalah gangguan kronis dengan 30 sampai 50
persen dari orang-orang didiagnosis pada masa kanak-kanak terus mengalami
gejala sampai dewasa Remaja dan orang dewasa yang dengan ADHD cenderung mengembangkan mekanisme koping untuk
mengkompensasi sebagian atau semua gangguan mereka.
ADHD dan diagnosis dan pengobatan telah
dianggap kontroversial sejak tahun 1970. Kontroversi telah melibatkan dokter,
guru, pembuat kebijakan, orang tua dan media. Topik meliputi penyebab
ADHD, dan penggunaan obat stimulan dalam pengobatan. Kebanyakan penyedia
layanan kesehatan menerima bahwa ADHD adalah gangguan asli dengan perdebatan
dalam komunitas ilmiah keterpusatan terutama di sekitar bagaimana didiagnosis
dan diobati. The American Medical Association pada tahun 1998 menyimpulkan
bahwa kriteria diagnostik untuk ADHD didasarkan pada penelitian dan, jika
diterapkan secara tepat, mengarah pada diagnosis dengan keandalan yang tinggi. Tanpa
perawatan, ADHD dapat menyebabkan permasalahan serius di rumah, sekolah,
pekerjaan, dan interaksi sosial di masyarakat.
Penyebab-penyebab
ADHD
Beberapa faktor yang
memungkinkan dapat terjadinya ADHD dialami oleh seorang anak, adalah sebagai
berikut:
- Genetika atau
keturunan. ADHD mungkin dapat terjadi apabila ada salah satu dari orang
tua atau leluhurnya yang mengalami ADHD.
- Riwayat hidup kesehatan
Ibu sebelum kehamilan dan sewaktu kehamilan serta saat melahirkan.
- Penyakit yang pernah
diderita Ibu berpengaruh pada kesehatan Ibu dan janinnya.
- Konsumsi makanan dan
minuman, gizi serta jaminan kesehatannya bagi Ibu hamil.
- Pemakaian obat-obatan
bagi Ibu hamil.
Faktor
risiko yang meningkatkan terjadinya ADHD
- Kurangnya deteksi dini.
- Gangguan pada masa
kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat,
alkohol,
dan rokok,
serta stress psikogenik).
- Gangguan pada masa
persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi, kelainan persalinan)
Penyebab spesifik dari ADHD tidak diketahui.
Namun, sejumlah faktor yang berkontribusi, atau memperburuk ADHD. Mereka
termasuk genetika, makanan dan lingkungan sosial dan fisik.
Ciri-ciri Anak Penderita ADHD
ADHD
adalah diklasifikasikan sebagai gangguan perilaku
mengganggu bersama dengan gangguan pemberontak oposisi,
melakukan kekacauan dan gangguan antisosial .
Menurut buku ”Anak Hiperaktif”
(Zafiera, Ferdinand. 2007. Jogjakarta: Katahati) Ciri anak hiperaktif atau anak
penderita attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) adalah:
- Tidak fokus
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa
konsentrasi lebih dari lima menit. Tidak memiliki focus yang jelas dan
melakukan sesuatu tanpa tujuan.
- Sulit untuk
dikendalikan
Anak hiperaktif memang selalu bergerak,
nakal. Keinginannya harus segera dipenuhi. Tidak bisa diam dalam waktu lama dan
mudah teralihkan.
- Impulsif
Melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa
dipikir lebih dahulu. Selalu ingin meraih dan memegang apapun yang ada di
depannya. Gangguan ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar.
- Menentang
Umumnya memiliki sikap
penentang/pembangkang/tidak mau dinasehati. Penolakannya ditunjukkan dengan
sikap cuek.
- Destruktif
Destruksif atau merusak. Merusak mainan yang
dimainkannya dan cenderung menghancurkan sangat besar.
- Tidak kenal lelah
Sering tidak menunjukkan sikap lelah, hal
inilah yang sering kali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni
perilakunya.
- Tidak sabar dan usil
Ketika bermain tidak mau menunggu
giliran,tetapi langsung merebut. Sering pula mengusili teman-temannya tanpa
alas an yang jelas.
- Intelektualitas rendah
Sering kali anak dengan gangguan hiperaktif memiliki
intelektualitas di bawah rata-rata anak normal. Mungkin dikarenakan secara
psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan
kemampuan kreatifnya.
Solusi
menangani anak ADHD
Penanganan pharmacological diterapkan
tergantung pada hasil diagnosa dokter dan psikolog. Umumnya dokter memberikan
obat-obatan pada anak. Selama masa terapi ini, sangat disarankan agar orang tua
senantiasa berhubungan dengan dokter. Sedangkan nonpharmacological adalah cara
alternatif menangangi ADHD tanpa obat, yaitu: pendidikan khusus, terapi
perikalu dan psikoterapi seluruh keluarga. Hingga saat ini para ahli masih meneliti dampak penanganan alternatif ini dalam
mengembangkan disiplin dan rasa tanggung jawab pada anak pengidap ADHD.
Pengobatan
Untuk meminimalisir efek ADHD, struktur,
rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik pengasuhan yang dimodifikasi
sering diperlukan. Beberapa anak yang tidak agresif dan yang datang dari
lingkungan rumah stabil dan lingkungan rumah yang mendukung mungkin lebih
berguna dengan pengobatan obat sendiri. Terapi kelakuan yang diadakan oleh
seorang psikolog anak kadang-kadang digabungkan dengan pengobatan obat.
Terapi yang diberikan untuk pasien ADHD harus
dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari Edukasi dengan keluarga, terapi perilaku hingga
penatalaksanaan dengan obat-obatan farmasi. Beberapa terapi yang dapat diberikan
adalah:
1.
Terapi
Obat-obatan;
2.
Terapi
nutrisi dan diet;
3.
Psikososial;
dan
4.
Obat.
Sumber:
http://dosenku-kus.blogspot.com/2008/05/adhd-apa-itu.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Attention_deficit_hyperactivity_disorder
http://ideguru.wordpress.com/2010/04/08/ciri-ciri-anak-hiperaktif-atau-penderita-adhd/
http://perempuanmanies.wordpress.com/2010/04/09/solusi-untuk-menangani-anak-adhd/
Wikipedia bahasa Indonesia - ADHD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar